Sabtu, 14 Agustus 2010

Bait Cinta

Saat usia menjejak batas baligh
Firman ILLAHI mematri
seiring sabda baginda NABI
maktub arti kibaran janji
menguntai kesucian hati
berbeda tuk satu
arung sunnahNYA dalam memecahkan kaca buana
seonggok bintang kuraup remang mengindah
hingga cemerlang keabadian menatap

Ku bawa kunci imani tuk buka hatimu
rasakan hembusan angin wewangi parfum surgawi
ikhlasku mengabdimu tak melampaui abdiku kepadaNYA
tulusku sebatas kasih manusiawi namun tertinggi
itu yang ku agungkan tak sejajar keagunganNYA
itu yang ku puja dalam fana raga
pintaku padamu menyunting satu

terimalah kibaran janji ikhlas ini
bersama arungi pedoman islami

Sudahi Hasutan Dendam

Kar'na sedih menatap pilihan
hitam mendera tiada pancar memerah fajar
nan sebenarnya asa masih menggumpal
tapi mengapa ???
lunglai kesunyian mencumbu
membaring tilam tertunda
dalam menunggu ketidak pastian
sedang penantiannya melukis nama di dinding sana
kepada romansa nan dia puja

Air mata tak mampu merubah
jeritan menggaung sia sia
dimensi ruang tak mengendali
ejaan emosi huruf huruf jiwa
kan membakar diri
hangus terlahap

Enyahlah dari bayangan kalbu
kan meruncing berai
sudahi belenggu mematuk
dari sekumpulan hasutan dendam

Patah Hatipun Sabar

Sakit terinjak tapak
sang pujaan hanyut ombak pendusta
tak sadar pancar bencana
kau hanya menatap tak berdaya
hanya do'a mentransfer sirna duka
tabah merindu
walau dera
tetes air mata mendendang
namun hanya nyanyian pilu
tak rasakan cemeti mencabik
sabarmu membungkus rapat

kokoh kubu tegar dinamika naluri,.
pandanglah pangeranmu adalah ILLAHI
menapak pinta jalannya putih romansa
walau dia bertahta dunia hanyalah sia sia
karna tak menjamin bekal baka
guliran waktu gemetar bibir
nada ILLAHI menari
bait baitNya laksana senjata
hingga iblis hengkang
sukmapun tenang menatap

Cahaya Permaisuri

Di Gelap malam duduk seorang permaisuri
bermahkota tiara biasan tamaram rembulan
keanggunan beliak retina menatapnya
kuasakahku menjamah suteranya
nan tampak aral jeruji melintang
ku coba terus menghampiri
walau kasihku ada di kalbumu
tetap ku bertutur niat mengangkat singgasana
tuk menjauhkan kekelaman nan erat melekat di punggungmu

Kar'na itu pancaran cahayamu
menikam rasa nan tak pernah ku rasa
ku tak tahu kemana aku kan melangkah membawa cahaya
dalam keagunganmu ku terperanjat pesona
dan ku tak tahu pula apakah ini kan jadi arti
arti dari pemahaman kisah liku asmara
kan mengabadi di taman hati ini
izinkan ku memetik pancaran cahayamu
tuk penerang hela nafas tersisa

Entah

Kar'na waktu menusuk rindu
kau urai tali menjauh ke semak semak rimba
nan sulit merangkul dalam sinaran cahaya
cahaya abdi romansa nan kita kibar
kini meredup tanpa sejengkal langkah
tiada tutur apa karenanya ??!!
hingga sesak tergantung bimbang

bias cahaya rembulanpun membelai iba
terselimuti pekat awan hembusan anga
nsebenarnya keindahan itu masih utuh
melukis angkasa romansa
entah kenapa engkau merebah keraguan
dan hanya terdiam di punggung senyum cahaya
menunggu abu abu merona biru
entahlah masih tak percaya akan arah