Sabtu, 17 Juli 2010

Perusak Privasi

Terhapus sudah agenda naluri
dalam jaring kusam tanpa konsekuensi
raib toleransi selaput retinamu
tawa batas panas gejolak jiwa
entah tujuan apa meraba
kau mayakan sinaran cembung privasi
namun kenapa itu membelakangi
lesatan anak panah tanpa wujud berhambur
tepat mengena bathin kepedihan

Termangu ku duduk di ujung ketajaman pisau
teriakan sunyi sepucuk tangkai kesabaran
menetes darah terpangku retak retak tanah
merahkan di setiap sela liang indera
ku tahan merah ratakan jiwa
dalam bendungan umani usapan dada
terbesit ucap bukanlah do'a tuk membalas
" puaskah kau hancurkan privasi iini "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar